Blog

Mengenal 5 Bentuk Model Atap Bangunan

Dalam membangun sebuah bangunan, penyediaan atap harus mendapatkan perhatian khusus. Tak hanya dalam segi pemilihan material yang sesuai kegunaan, bentuk dan model dari atap bangunan harus turut diperhatikan. Hal ini karena atap bangunan merupakan bagian terluar dan tertinggi yang terlihat jelas oleh publik.

Pemilihan bentuk dan model atap bangunan pun perlu mendapat perhatian agar memiliki nilai estetika serta tanpa melupakan fungsionalitasnya.

Berikut terdapat 5 jenis bentuk dan model atap bangunan yang bisa Anda pilih sesuai dengan fungsi dan tujuannya, sebelum Anda membangun.

1. Atap Datar

Atap model ini memiliki bidang permukaan yang rata, horizontal, memanjang, serta tanpa pertemuan sisi. Atap jenis datar ini memiliki kelebihan berupa bentuknya yang minimalis, sehingga cocok untuk tampilan bangunan yang minimalis, simpel, dan elegan.

Atap jenis ini cocok untuk digunakan dalam bangunan seperti kantor, gedung pencakar langit, maupun rumah konvensional karena bentuknya yang simpel sehingga memudahkan untuk pembangunannya.

Sementara untuk kekurangan atap jenis datar ini adalah menyebabkan suhu dalam ruangan menjadi panas sehingga harus diperhitungkan sirkulasi udaranya. Hal tersebut dikarenakan atap jenis ini memiliki bidang yang datar, maka memerlukan bahan yang kokoh untuk menopang beban dari atas yang merata ke segala arah.

2. Atap Pelana

Merupakan model atap yang paling umum digunakan untuk membangun rumah. Atap pelana memiliki bentuk yang mirip seperti pelana kuda, memiliki dua sisi miring landai dari garis tengah ke samping bangunan, sementara sisi lainnya berupa dinding berbentuk segitiga.

Atap pelana umumnya memiliki kemiringan sebesar 30 sampai 40 derajat sehingga akan tercipta ruangan di dalam plafon. Tujuan dari atap model ini adalah agar air hujan maupun dedaunan dan ranting dari pohon yang lebih tinggi dapat langsung turun ke tanah dengan lebih mudah. Sehingga tidak akan menimbulkan genangan air hujan ataupun penumpukan sampah di atap rumah.

Adapun kekurangan dari atap jenis ini adalah ketahannya dalam menahan angin kurang baik. Hal tersebut dikarenakan umumnya angin bergerak dari satu arah sepanjang tahun, dimana akan berakibat pada hanya satu sisi atap yang terkena hembusan angin secara terus menerus. Jika penyusunan struktur atapnya tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin berakibat pada robohnya bangunan.

3. Butterfly Roof

Model atap ini merupakan kebalikan dari atap pelana, dimana bagian lAndai dari atap ini mengarah ke tengah bangunan, mirip seperti sayap kupu-kupu atau buku yang sedang terbuka. Kelebihan dari atap ini adalah kekuatannya dalam menahan angin dari arah samping.

Hal ini dikarenakan titik pusat atap berada lebih rendah dari bagian samping, memungkinkan untuk secara alami menahan dorongan angin, serta jika angin berhembus dari arah depan atau belakang, maka bisa mengalir dengan lancar melalui sisi tengah atap yang meminimalisir robohnya bagunan karena struktur atap yang goyah.

Sedangkan untuk kekurangannya adalah rentan terjadi penumpukan sampah, baik dedaunan, ranting, maupun genangan air hujan di bagian tengah atap. Hal tersebut bisa diatasi dengan memberikan pintu sebagai akses langsung ke atap agar dapat membersihkan dan melakukan perawatan yang berkala.

4. Atap Sandar

Atap sandar merupakan model atap yang menyatu pada tembok vertikal. Sedangkan untuk bidangnya biasanya dibuat miring guna mempermudah aliran air saat hujan. Model atap sandar biasanya digunakan pada bangunan yang memiliki 2 atau lebih tembok dengan ketinggian yang berbeda. Model atap sandar biasanya digunakan

sebagai atap tambahan di emperan atau selasar rumah. Atap model ini selain memiliki tampilan yang estetik, juga lebih kuat terhadap hembusan angin karena posisi atap yang terhubung langsung ke tembok secara vertikal.

Adapun dalam pemasangan atap model sandar ini, hal yang perlu diperhatikan adalah penyambungan antara bagian atap dengan tembok agar dipastikan menyatu sempurna, guna menghindari robohnya atap menimpa bangunan akibat tidak kuat menyangga beban atap maupun menahan hembusan angin.

5. Atap Tenda

Jenis atap model tenda biasanya digunakan pada bangunan yang memiliki lebar sisi yang sama, contohnya persegi, Bentuk jenis atap ini terdiri dari beberapa bidang miring yang berukuran sama, kemudian bertemu pada satu titik di puncak.

Atap model ini cukup jarang digunakan pada rumah-rumah konvensional. Biasanya jenis atap ini digunakan pada bangunan bergaya oriental, seperti pagoda, serta beberapa bangunan gereja kerap menggunakan atap model ini.

Atap model ini cocok digunakan pada bangunan yang menginginkan ruangan tambahan, tanpa harus membangun lantai baru di atas bangunan, tentu saja hal ini mampu menekan biaya pengeluaran. Selain itu dengan sisi miring yang sama pada setiap bagian atap, sebaran beban seperti hembusan angin maupun hujan dapat dialirkan secara merata ke setiap sisi atap.

Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam memilih model atap tenda ini adalah penggunaan bahan baku yang kuat dan kokoh. Alasannya tak lain adalah model atap tenda seringkali memiliki atap yang cukup tinggi karena menyatukan setiap sudut dari bagian bangunan, sehingga intentsitas hembusan angin yang diterimanya cukup besar.

Demikian beberapa model atap bangunan yang bisa Anda jadikan sebagai referensi dalam merancang bangunan. Tentu saja pertimbangan utama dalam memilih model atap tersebut selain dari segi estetika, segi fungsionalitas juga tak kalah penting. Mengingat fungsi utama dari atap adalah sebagai bagian terluar yang melindungi sebuah bangunan dari atas, maka pemilihan model atap berdasarkan hal tersebut layak menjadi faktor utama sebelum membangun.


Anda mungkin memerlukan bantuan untuk menentukan dan menemukan produk Amari yang tepat untuk proyek Anda...

AMARI’s perwakilan penjualan akan siap menjawab semua pertanyaan Anda